Memberikan Bacaan Seputar Bertahan Hidup | Petualangan | Cerita | Biografi | Penjelajahan | Alat Pendukung dan Makanan

Reaksi Berbuah Stress yang Kerap Menghantui Diri Seorang



Sekarang anda telah dipersenjatai pemahaman yang lebih baik mengenai stress dan penyebabnya pada kondisi bertahan hidup, setelah sebelumnya anda membaca post sebelumnya :


Persiapkan Kemampuan Diri Anda Sekaranglangkah selanjutnya mengetahui bagaimana reaksi anda ketika berhadapan langsung dengan salah satu penyebab stress.

Reaksi alami
Manusia telah mampu bertahan dari berubahnya lingkungan sekitar mereka selama berabad-abad. Kemampuan mereka untuk beradaptasi secara fisik dan mental untuk merubah dunia telah membantu mereka berkembang, sementara spesies yang lain secara bertahap tidak mampu bertahan dan mati.

Mekanisme bertahan hidup yang sama dari pekerjaan nenek moyang kita yang bisa membantu menjaga kita tetap hidup sampai hari ini! Tantangannya adalah memahami mereka lebih baik dan mengantisipasi bagaimana mereka akan saling mempengaruhi dalam situasi berbahaya.

Keadaan bertahan hidup rata-rata akan menimbulkan dampak reaksi psikologis pada orang. Mari kita bahas beberapa reaksi utama yang mungkin anda alami ketika dihadapkan dengan penyebab tekanan jiwa yang telah dibahas dipost sebelumnya.

Ketakutan
Ketakutan adalah reaksi emosional terhadap situasi berbahaya yang memiliki potensi bisa menyebabkan kematian, cedera atau terkena penyakit. Perlunya bahaya antisipasi tidak hanya jasmani. Ancaman mental dan emosional seseorang bisa menimbulkan rasa takut juga.

Ketika berusaha untuk bertahan hidup, rasa takut dapat berfungsi positif mendorong anda untuk berhati-hati agar tidak sembrono yang bisa menyebabkan cedera. Tapi rasa takut juga bisa melumpuhkan anda yang  menyebabkan rasa ketakutan. Anda bisa gagal karena tidak bisa menjalankan aktifitas anda untuk bertahan hidup.

Itu sikap yang normal mengalami beberapa tingkat ketakutan ketika pada kondisi buruk ditempatkan dalam lingkungan yang tidak dikenalnya. Tetapi sangat penting bahwa anda belajar supaya tidak dikuasai oleh rasa ketakutan. Berlatih secara realistis bisa membantu anda memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk meningkatkan rasa percaya diri anda mengatasi rasa takut.

Kecemasan
Mengalami takut itu wajar, sangat wajar bagi kita untuk mengalami kecemasan. Kecemasan bisa menjadi rasa yang gelisah, khawatir ketika dihadapkan dengan situasi yang berbahaya (secara fisik, mental, dan emosional). Ketika digunakan dengan cara yang positif, kecemasan bisa memotivasi kita bertindak untuk mengakhiri, atau setidaknya menguasai, bahaya yang mengancam kita.

Lihatlah cara ini: jika kita tidak pernah cemas, akan ada sedikit dorongan untuk melakukan perubahan dalam hidup kita. Tindakan mengurangi rasa cemas anda membawa sumber cemas itu sendiri (ketakutan anda-dibawah kontrol). Kecemasan bisa membantu, ketika rasa cemas memotivasi kita untuk mengambil langkah yang baik untuk menguranginya. Tetapi juga bisa memiliki dampak buruk, melanda pikiran menjadi mudah bingung dan kesulitan untuk berpikir jernih. Setelah ini terjadi, menjadi semakin sulit untuk membuat keputusan dan pertimbangan yang tepat. Oleh karena itu sangat penting, mempelajari teknik-teknik untuk meredam rasa gelisah dan menjaga dalam batasan dimana rasa gelisah itu bisa membantu.

Kemarahan dan frustrasi
Frustasi muncul ketika seseorang terus-menerus gagal dalam usahanya guna mencapai tujuan. Tujuan bertahan hidup adalah untuk tetap hidup cukup lama sampai anda mendapatkan bantuan atau bantuan yang menjangkau anda.untuk mencapai tujuan ini, dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas supaya anda tetap hidup dengan sumber daya yang minim. Dan itu tak terelakan melakukan dan mencoba sesuatu untuk menyelesaikan tugas akan berdampak salah dan keliru. Sesuatu akan terjadi berada diluar kendali anda.

Dengan demikian, cepat atau lambat, anda harus mengontrol rasa frustasi ketika rencana yang anda jalankan berantakan. Salah satu yang muncul berdampingan dengan frustasi adalah kemarahan.

Seperti yang anda bayangkan, ada banyak peristiwa dalam situasi bertahan hidup yang bisa menyebabkan frustasi atau rasa marah. Kehilangan, rusak atau lupa membawa perlengkapan, cuaca tidak ramah, medan, begitu dekat dengan musuh, dan keterbatasan fisik hanya beberapa.

Frustasi dan kemarahan adalah reaksi yang tiba-tiba datang dari hati, perilaku yang tidak berdasarkan akal, keputusan berpikir yang buruk, dan beberapa hal seperti sikap kalimat “saya berhenti” (biasanya orang-orang yang menghindar melakukan sesuatu yang tidak bisa mereka kuasai). Jika dimanfaatkan dan tersalurkan dengan baik, intensitas emosional terkait dengan kemarahan dan frustasi bisa membantu anda mendatangkan jawaban tantangan tentang bertahan hidup.

Depresi
Ketika dihadapkan kondisi bertahan hidup dibutuhkan seseorang yang tidak merasakan kesedihan. Kesedihan akan semakin membuat buruk keadaan, bisa dibilang perasaan “depresi” , yang erat dikaitkan dengan frustasi dan kemarahan.

Orang yang frustasi menjadi marah karena ia gagal untuk mencapai tujuan. Jika kemarahan telah menggagalkan keberhasilan anda, level tingkat frustasi akan naik lebih tinggi, menciptakan sebuah putaran siklus antara rasa marah dan frustasi. Perputaran siklus berlanjut, sesorang menjadi semakin lelah fisiknya, emosional, dan mental terpengaruh. Akhirnya, seseorang mulai menyerah dan fokusnya beralih “Apa yang bisa saya lakukan?” “what can I do?’ menjadi “tidak ada yang bisa kulakukan.” There is nothing I can do.

Depresi adalah ungkapan dari keputusasaan. Tidak ada yang salah bila mendapati perasaan sedih ketika anda berpikir tentang orang yang anda cintai dan mengingat jika hidup ini kembali seperti sedia kala. Pikiran semacam itu dapat mendorong anda untuk berusaha lebih keras dan bertahan dihari-harinya. Di sisi lain, jika perasaan itu menjadi obsesif anda mungkin tenggelam dalam keadaan depresi yang menguras energi anda. Sangat penting untuk dilawan jika jatuh kedalam perasaan depresi.

Kesepian dan kebosanan
Manusia adalah makhluk sosial. Kita manusia biasanya menikmati sewaktu senggang diperusahaan dengan orang lain. Sangat sedikit orang mau sendirian sepanjang waktu!

Seperti yang anda ketahui, bertahan hidup melibatkan situasi yang terisolir. Ini tidak selalu buruk. Karena kesepian dan kebosanan dapat membawa dasar kemampuan yang anda miliki muncul yang bahkan anda sendiri tidak mengetahui, mungkin anda menemukan bakat tersembunyi didalam diri anda. Paling penting, mungkin anda mengetuk kekuatan batin anda dan tidak pernah tahu anda memiliki ketabahan.

Sebaliknya, kesepian dan kebosanan dapat menyebabkan depresi. Dalam situasi bertahan hidup, anda harus mendapatkan cara untuk menjaga pikiran tetap produktif dan meningkatkan tingkatan kemandirian. Anda harus mempunyai keyakinan pada kemampuan anda untuk melakukannya sendiri.

Rasa bersalah korban
Keadaan yang menyebabkan anda berada dalam suasana bertahan  hidup terkadang dramatis dan tragis. Mungkin anda berada disana karena kecelakaan atau menjalankan tugas yang berakhir dengan buruk. Juga mungkin anda satu-satunya atau salah satu dari beberapa orang yang selamat. Meskipun merasa lega karena masih hidup, anda akan berduka kepada orang lain yang telah meninggal yang kurang beruntung.

Tidak jarang bagi korban merasa bersalah karena telah selamat dalam tragedi, sementara yang lain tewas. Perasaan ini, bila digunakan secara posiif, bisa mendorong seorang bekerja lebih keras untuk bertahan hidup dengan keyakinan mereka yang dikasih selamat dalam tragedi untuk menghadapi tujuan yang lebih besar.
0 Komentar untuk "Reaksi Berbuah Stress yang Kerap Menghantui Diri Seorang"

Back To Top